Jauh
sebelum Indonesia merdeka kurang lebih sebelum tahun 1913
di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Desa Siberuk,yang dahulu nama itu diambil
dari seorang wali yang menemukan benda berbentuk seperti tempurung, dalam
istilahnya “Beruk” benda tersebut ditemukan di tengah-tengah wilayah yang
sekarang menjadi pemukiman, dan benda tersebut terbuat dari emas,dan “Beruk”
adalah suatu alat untuk menakar Beras (Takaran Beras) yang akhirnya singkat
cerita, benda tersebut di simbulkan untuk memberi nama sebuah Desa yaitu Si
“Beruk” yang dikandung maksud, itu adalah simbul kemakmuran agar masyarakat
yang ada di wilayah Siberuk tidak kekurangan pangan menjadi makmur,sejahtera.
Desa Siberuk terdiri dari dua pedukuhan dan satu pedukuhan kecil, yaitu Dukuh
Siberuk, Dukuh Kedunglanggar dan Dukuh Siklenting (Pasugihan).
Suasana jalan Di Desa Siberuk nan indah dan permai |
Kegiatan perekonomian
masyarakat setempat adalah sebagai petani, baik petani sawah petani ladang,diantara mereka ada
beberapa yang menjadi pedagang yang membeli hasil pertanian mereka . Biasanya para
penduduk juga memelihara hewan ternak berupa kerbau , sapi , kambing dan unggas
. Namun demikian taraf hidup masyarakat masih sangat rendah . Pada tahun-tahun
tersebut keadaan
desa belum mengalami perubahan yang menyolok baik secara budaya ataupun
pemerintahan .
Pada
perkembangannya kurang lebih sejak tahun 1913 tersebut Pemerintahan Desa telah
dipimpin oleh seorang Lurah 1 (Pertama) yang bernama H.WONGSO SUWITO yang
aslinya besaral dari daerah Solo,yang menempati di wilayah Dukuh Siberuk,
keadaan masyarakat saat itu belum stabil, perekonomian masih rendah,keamanan
belum terjamin,karena susahnya mencari makan banyak terjadi
perampokan-perampokan, siapa yang kuat siapa yang menang dalam istilah jawa
“Asu gede menang kerahe“ saat itulah
memang dibutuhkan seorang pemimpin yang pemberani dan tegas, sehingga
masyarakat merasa terlindungi.lambat laun keadaan Desa mulai membaik,kemudian
karena Lurah H.WONSO SUWITO adalah seorang yang taat dalam melaksanakan ibadah
yaitu syariat Islam, termasuk menyebarkan syiar Islam di Desanya, maka beliau
menunaikan ibadah haji dan Wafat Di Tanah Suci, secara kepemimpinan ,
pemerintahan sebelum berang diserahkan kepada seorang perangkatnya yang wakru
itu jabatannya Kadus (Bau) yang bernama WONGSO DIRONO, yang berdomisili Di
Dukuh Kedunglanggar.
Kemudian WONGSO DIRONO secara otomatis menjadi lurah ke 2
(Dua) melanjutkan kepemimpinannya sampai dengan diadakan pemilihan lurah yang
baru, yang secara pemerintahan maka diadakan pemilihan pemimpin yang baru ,
pemilihan lurah dan yang menjadi kesepakatan waktu itu cara pemilihannya
diadakan secara “ dodokan “ yaitu warga
memilih dengan cara jongkok [ndodok] dibelakang calon lurah sesuai pilihannya .
Yang terpilih waktu itu adalah Lurah ke 3 (Tiga) ,Bp.SALIM
dari Dukuh Siberuk,yang waktu itu terkenal dengan istilah RIKUMBA masih jaman
Belanda, secara bertahan bergantian kepemimpinan secara estafet dengan lurah ke
4 (Empat) Bp.SAYIDI dari Dukuh Kedunglanggar terus dilanjutkan Lurah ke 5
(Lima) Bp DA’UN dari Dukuh Siberuk,yang kemudian meninggal dibunuh oleh seorang
perampok. dan ditersukan lagi lurah ke 6 (Enam) Bp SA’AD dari Dukuh
Kedunglanggar.
Kemudian Lurah ke 7 (Tujuh) seorang pendatang yang bernama
Bp TJASTRO berdomisili Di Dukuh Siberuk dengan sitem pemilihan sudah mulai
berbeda, dengan pencoblosan secara demokratis, memimpin sejak tahun 1962 s/d
1977, waktu itu pemulihan keamanan dan perkembangan perekonomian sudah mulai
membaik, bahkan di sektor pertanian terkenal dengan istilah program BIMAS,
INMAS. Kemudian masa jabatan telah berakhir dilanjutkan lagi pemilihan Kepala
Desa, waktu itu ada 2 (Dua) calon yaitu Bp.R.SOEPRAPTO (Sekretaris Desa/Carik) dengan
gambar Bintang, dan Bp. MOCH RADOEL Kepala Dusun/Bau) dengan gambar Lampu,
pemilihan dengan cara pencoblosan gambar dan dimenangakan oleh gambar Bintang
yaitu Bp.R.SOEPRAPTO dari Dukuh Kedunglanggar, dalam pemerintahannya telah
terjadi banyak peningkatan baik dari bidang Pemerintahan, bidang Pembangunan
dan bidang Kemasyarakatan, banyak sekali penghargaan yang diraih, program waktu
itu yang sangat dipreoritaskan adalah Program KB, dan penuntasan Buta Aksara,
program dapat berhasil dengan baik.Dari keberhasilan itu akhirnya masa
jabatannya di tambah 2 (Dua) tahun yang mestinya dari Tahun 1977 s/d 1987
menjadi sampai dengan trahun 1989.
Kemudian dengan berakhirnya masa jabatan lurah yang ke 8
(Delapan) di adakan pemilihan kepala desa, yang waktu itu ada 5 (Lima) calon
Kepala Desa yang 1. R.Soeprapto (Mantan Kades) dengan gambar Padi, 2. Sukamto
(Kadus) dengan gambar Kacang, 3. Tjarmad dengan gambar Ketela, 4. Dimyati
(Orang Mrancang) dengan gambar Jagung dan 5. Nur Kholis dengan gambar Kelapa.
Kemudian dimenangkan oleh Bp Tjarmad dengan gambar Ketela untuk masa jabatan
1989 s/d 1999, berbagai visi dan misinya telah dilaksanakan yang terkait dengan
Desa tertinggal yaitu program Pemerintah IDT Tahun 1994/1995-1997/1998 dengan
Dana per Pokmas Rp 20.000.000,- dan Program yang terkait dengan Pembangunan
P3DT Tahun 1998 dengan program IDT berjalan dengan baik, terbentuk VI Pokmas
IDT yang kegiatannya dari Ternak, Perdagangan,Simpan Pinjam, keberhasilan
tersebut terbukti dengan mendapatkannya penghargaan dari Bp Presiden RI sebagai
Jura III Pokmas terbaik Tk.Kabupaten Batang yang diwakili oleh Pokmas IV dengan
Ketua Bp.WASDURI Desa Siberuk pada tahun 1995, kemudian Program P3DT dengan
Dana sebesar Rp 120.000.000,- adalah untuk sarana dan prasarana jalan, dan Air
bersih, dengan terwujudnya Jalan makadam sepanjang 1 Km, penghubung antara
dukuh Siberuk dan Dukuh Kedunglanggar, juga Air bersih perpipaan yang terbangun
dengan kemanfaatan dapat menjangkau semua KK Di Dukuh Siberuk, Dukuh Siklenting
dan Dukuh Kedunglanggar,dan Pembangunan MCK 2 (Dua) Unit Di Dukuh Siberuk dan
Dukuh Kedunglangar, sehingga secara keseluruhan keadaan perekonomian, Kesehatan
mulai membaik sehingga tarah hidup masyarakat mulai meningkat.
Dalam masa pemerintahannya terjadi beberapa
peristiwa besar yang berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Karanggadung
antara lain , tahun 1990 terjadi Banjir bandang
di sungai Tinap yang menghanyutkan 2 Rumah warga dan 1 Gedung TK Di
Dukuh Kedunglanggar tepatnya hari Senin Kliwon jam 18.30 Wib. Di samping Rumah
warga dan Gedung TK juga hamparan sawah warga di sepanjang pinggir sungai
termasuk Tanah bengkok Luran dan Perangkatnya, semua gagal panen diperkirakan
mencapai kerugian Rp 148.000.000,-, Dan Jalan utama longsor akibat hujan deras,
akibatnya jalan utama putus, lalu lintas dialihkan ke jalan alternatif atau
jalan tembus peristiwa ini pada Tahun 1990.
Pada tahun 1999 telah berakhir
masa jabatan Lurah Tjarmad dan diadakan pemilihan Kepala Desadengan Calon 1. H.
Tjarmad (Mantan Kades) dengan gambar Padi dan 2. Batroni (Kadus Kedunglanggar)
dengan gambar Ketela ,pemilihan tersebut dimenangkan kembali oleh Bp. H.Tjarmad
dengan gambar Padi dengan sistem pencoblosan gambar, pemilihan saat itu tidak
seperti naluri jaman dahulu, yang biasanya kepemimpinan secara bergantian,
dengan selang seling dari asal pedukuhan, seperti jaman-jaman pendahulu kalau
Lurah pereode ini dari dukuh Siberuk, pereode depan pasti dari dukuh
Kedunglanggar, hal itu telah berjalan secara naluri beberapa kali, rupanya
naluri telah berubah sesuai dengan perkembangan jaman, pereode kali ini atau
lurah yang ke 10 (Sepuluh) dijabat lagi oleh H.Tjarmad dari dukuh Siberuk.
Program yang dilaksanakan melanjutkan pembangunan yang dahulu, dengan
meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan seperti Pemugaran
Perumahan dan Pemugaran lingkungan, juga mengadakan pembangunan Masjid yang
baru yang lebih luas. Bp.H.Tjarmad menjabat 2 kali pereode yang berakhir pada
tahun 2007.
Pada tahun 2007 terjadi Pemilihan Kepala Desa yang
terdiri dari 2 calon yaitu 1. Bp.SUROTO dengan gambar Padi dan 1. ROFIK dengan
gambar Ketela, pemilihan dimenangkan oleh Bp.SUROTO dengan gambar Padi
pemilihan secara pencoblosan gambar dengan perolehan suara terbanyak. Kemudian
banyak program yang telah dilaksanakan disamping melanjutkan program-program
terdahulu, antara lain pada tahun 1 (Pertama) Tahun 2008 dari Dana ADD untuk
membangun Gorong-gorong cor beton,perbaikan Bak air bersih,melanjutkan
Pembangunan Masjid dan Dana PNPM untuk membangun 1 Unit Gedung TK Srikandi Desa Siberuk,
kemudian pada tahun ke 2 (Dua)Tahun 2009
dana ADD untuk pembangunan Talud Jalan di dukuh Silkenting, Plengseng Saluran
irigasi dan Renovasi Musholla Al-Hidayah Dukuh Kedunglanggar, dan Dana PNPM
untuk Talud Jalan Penggung,Kemudian Tahun ke 3 (Tida) tahun 2010 ini Dana ADD
untuk melanjutkan Pembangunan Masjid semua, dan Dana PNPM untuk Talud Jalan dari
Penggung ke Dukuh Kedunglanggar. Kondisi masyarakat secara bertahap mulai
meningkat dari pembangunan secara individu, banyak renovasi-renovasi rumah yang
di bangun juga kepemilikan barang berharga seperti sepeda motor meningkat,
walaupun sebenarnya telah terjadi musibah yaitu hama tikus selama hampir 4 kali
musim tanam yang menjadikan para petani gagal panen dari 25 % sampai 100 % yang
gagal panen. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh para Petani yang bekerja
sama dengan Dinas terkait, namun hasilnya belum maksimal, mungkin perlu adanya
penanaman yang diselang seling dengan penanaman Polowijo, Sayuran dan lainnya.
Dan pada masa pemerintahan Bp.SUROTO dari tahun 1
(Pertama) telah ada KKN dari mahasiswa UNNES Semarang dan STAIN Pekalongan yang
kegiatannya terfokus pada Pendidikan, program yang dilaksanakan telah membentuk
Kelompok belajar dengan sebutan SUKMA, bagi warga yang belum dapat menulis dan
membaca secara lancar, semua mengikuti kegiatan tersebut dan pada akhirnya
dapat memiliki semacam piagam/ijazah dari kelulusanya.Juga dari Mahasiswa
STAIN Pekalongan mengaktifkan kembali
sekolah Madin dan TPQ dan sampai sekarang kegiatan belajar mengajar Di Madin
dan TPQ dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan TP PKK Desa Siberuk mengalami peningkatan sejak
Tahun 2008 hingga Tahun 2010 ini, dipercaya oleh TP PKK Kecamatan Tulis,
menjadi salah satu Desa Binaan dari 2 Desa yaitu Desa jolosekti dan Desa
Siberuk, dan Desa Siberuk yang di pilih untuk mewakili Kecamatan Tulis dalam
desa binaan, dengan kegiatannya Lomba Simulasi, Lomba PHBS dan dari
penilaian-penilaian tim Kabupaten, TP PKK Desa Siberuk masuk nominasi, itu
semua berkat kerja keras Ibu Ketua TP PKK Desa Siberuk serta keuletan pada
Kadernya dan peran serta semua warga masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK desa Siberuk.
Labels:
Desa Siberuk
Thanks for reading Sejarah Desa Siberuk Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Please share...!
Infonya mantap tentang Kab Batang
ReplyDeleteThanks kang for coming here....:)
ReplyDeleteAku pernah menetap di dukuh Kedunglanggar mulai tahun 2000 sampai tahun 2005 karena bertugas mengajar di SD Manggis. Saya mengajar di SD tersebut bersama Pak Suroto. Kemarin nyalon kades & menang. Sekarang Desa Siberuk telah mengalami kemajuan. Saluut. Oh iya titip salam taklim kepada Pak Suroto, Pak Yono, Mak Darmuti, Mbah Sukati, Pak Rohim, Pak Batroni, dan Mas Husni Aqthor....
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya pak. Semoga Siberuk tambah maju.. sekarang sudah dipimpin lurah yang baru lagi. Saya sampaikan salamnya.
ReplyDeleteMohon Ijin Share ...
ReplyDeleteMonggo
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDelete